Judul
buku : Theories of Learning, 7th edition
Penulis : B.R. Hergenhahn, Matthew H.Olson
Bab
1
Apa
Itu Belajar ?
RINGKASAN
B
|
elajar (learning) adalah salah satu topik paling
pentingdi dalam psikologi dewasa ini, namun konsepnya sulit untuk
didefinisikan. Namun kebanyakan psikolog menganggap definisi ini tidak bisa
diterima sebab ada istilah yang samar didalamnya, seperti pengetahuan,
pemahaman, dan penguasaan. Ada dua stimuli dalam belajar, yaitu penguat yang
akan memperkuat setiap perilaku yang secara langsung mendahului kejadian
penguat. Dan yang kedua adalah imbalan yang biasanya dianggap sebagai sesuatu
yang diberikan atau diterima hanya untuk prestasi yang layak pencapaiannya
membutuhkan waktu dan energi atau yang diberikan untuk tindakan yang dianggap
diinginkan oleh masyarakat.
APAKAH BELAJAR PASTI MENGHASILKAN PERUBAHAN PERILAKU
?
Kebanyakan
teoritis belajar memandang belajar sebagai sebuah proses yang memperantai
perilaku. Menurut mereka, belajar adalah sesuatu yang terjadi sebagai hasil
atau akibat dari pengalaman dan mendahului perubahan perilaku.
Seberapa Permanenkah Relatif Permanen Itu ?
Dalam
definisi belajar juga akan menentukan apakah proses sensitization
(sensitisasi) dan habituation (habituasi). Sensitisasi adalah proses di mana
suatu organisme menjadi lebih responsif terhadap aspek tertentu dari
lingkungannya. Sedangkan habituasi adalah proses dimana suatu organisme menjadi
kurang responsif pada lingkungannya.
Mengapa Kita Mengacu pada Praktik atau Pengalaman ?
Jelas
bahwa tak semua perilaku di pelajari Perilaku yang lebih sederhana adalah hasil
dari refleks. Perilaku yang kompleks
juga bisa merupakan karakteristik bawaan. Adapun namanya perilaku
spesifik-spesifik yang diartikan sebagai pola perilaku yang kompleks yang tak
dipelajari lebih dahulu dan relatif tidak bisa di modifikasi yang dilakukan
oleh binatang spesies tertentu dalam situasi tertentu. Tetapi, ada beberapa
contoh yang tampaknya menunjukkan perilaku kompleks yang jelas-jelas tidak
dipengaruhi oleh belajar. Jika ada jenis belajar, perilaku spesifik-spesifik
maupun tingkatanya.
Apakah Belajar Berasal dari Jenis Pengalaman
Spesifik ?
Menurut
definisi Kimble (1961), belajar berasal dari praktik yang diperkuat. Kimble
juga memberikan definisi tentang belajar, bahwa belajar adalah perubahan
perilaku atau potensi perilaku yang relatif permanen yang berasal dari
pengalaman dan tidak bisa dinisbahkan ke temporary
body states (keadaan tubuh temporer)
seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan dan obat-obatan.
APAKAH ADA PERBEDAAN ANTARA JENIS-JENIS BELAJAR ?
Belajar,
seperti yang sudah kita lihat, adalah istilah umum yang digunakan untuk
mendeskripsikan perubahan potensi perilaku yang berasal dari pengalaman. Dalam
pengkondisian instrumental, hubungan antara penguatan dan perilaku organisme akan sangat berbeda. Pengkondisian
pelarian dan penghindaran adalah jenis khusus
dari pengkondisian instrumental. Teoritis belajar semakin menyadari bahwa membatasi
diri dari pada riset pengkondisian instrumental dan klasik saja tidak akan bisa
membuat mereka memahami area pengalaman manusia yang lebih luas. Proses belajar
ini juga memungkinkan organisme menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan. Karena
kebanyakan perlaku manusia terbentuk melalui proses belajar, penelitian atau
prinsip-prinsip belajar akan membantu kita memahami mengapa kita berperilaku
seperti yang kita lakukan sekarang.
Bab 2
Pendekatan Untuk
Studi Tentang Belajar
RINGKASAN
S
|
cience (ilmu
pengetahuan ilmiah) mengombinasikan dua pandangan filsafat kuno tentang asal
usul pengetahuan. Perlu diingat bahwa betapa pun abstrak dan kompleksnya sebuah
teori, ia pada akhirnya harus berkaitan dengan kejadian fisik yang dapat
diamati.
Aspek-aspek Teori
Science
law
(kaidah ilmiah) dapat didefinisikan sebagai hubungan yang konsisten antara dua
atau lebih kelompok kejadian yang terlihat.
Dari Riset Hingga Teori
Ilmuwan
biasanya berusaha memahami suatu hukum yang mereka temukan dan mengelompokannya
secara koheren. Pengelompokan ini memiliki dua fungsi : 1) syntinesizing function (fungsi sintesis), 2) heuristic
function (fungsi heuristik).
Teori sebagai Alat
Karena
teori hanya alat riset, ia tidak bisa dikatakan salah atau benar; ia bisa
dikatakan berguna atau tak berguna.
Prinsip Parsimoni
Kita
telah mencatat bahwa salah satu karakteristik dari ilmu pengetahuan adalah ia
hanya
berhubungan
dengan pernyataan yang secara prinsip dapat diverifikasi. Karakteristik yang
lainnya dari ilmu pengetahuan adalah bahwa ia mengikuti principle of parsimony (prinsip
parsimoni).
EKSPERIMEN BELAJAR
Dalam
melakukan eksperimen, pasti akan
melibatkan sesuatu yang perubahannya diukur, yakni dependent variable (variabel
terikat), dan independent variable (variabel lepas atau bebas).
PENGGUNAAN MODEL
Pada
tahun-tahun belakangan ini, psikologi pemrosesan informasi telah menggunakan
komputer sebagai model dalam studi proses intelektual manusia. Banyak psikolog
pemrosesan informasi menyatakan bahwa komputer dan manusia adalah analog karena
keduanya menerima informasi (input) dari lingkungan, memroses informasi itu
jangan dengan menggunakan beberapa cara, dan kemudian bertindak berdasarkan informasi itu (output). Berbeda
dengan teori, sebuah model biasanya tidak dipakai untuk menjelaskan proses yang
rumit; model dipakai untuk menyederhanakan proses dan menjadikannya lebih mudah
dipahami.
BELAJAR DALAM LABORATORIUM VERSUS OBSERVASI
NATURALISASI
Ingat
bahwa ilmu pengetahuan juga berusrusan dengan pernyataan-pernyataan yang
diverifikasi melalui eksperimentasi.
PANDANGAN KUHN TENTANG BAGAIMANA ILMU PENGETAHUAN
BERUBAH
Khun
menyebut sudut pandang yang dianut bersama oleh sejumlah ilmuwan ini sebagai
paradigm (paradigma). Paradigma adalah cara memandang suatu subjek yang menjelaskan
problem tertentu dan menunjukkan cara pemecahannya. Argumen Khun yang tampak valid ini tampak
lebih kuat jika diterapkan pada ilmu-ilmu fisika ketimbang ilmu perilaku.
PANDANGAN POPPER TENTANG ILMU PENGETAHUAN
Seperti
Khun, Karl Popper (1902-1994) bersikap kritis terhadap pandangan ilmu
pengetahuan. Menurut Popper, ide bahwa ilmuwan melakukan berbagai pengamatan
empiris dan kemudian berusaha menjelaskan observasi itu adalah gagasan yang
keliru. Menurut Popper, apa yang disebut Khun sebagai ilmu normal bukanlah ilmu
pengetahuan sama sekali.
Kuhn vs.
Popper
Menurut
Popper, keyakinan subjektif yang menurut Khun menghubungkan ilmuwan dengan
suatu paradigma akan menghambat pemecahan masalah secara efektif. Dalam
analisisnya dengan keilmuannya, Khun menekankan faktor sosiologis dan
oskiologis, sedangkan analisis Popper menekankan penolakan logis atas solusi
problem yang diusulkan. Dari semua hal yang telah dijlaskan diatas, hal yang
paling penting saat proses belajar adalah niat kita sendiri dalam belajar.
Bab 3
Gagasan Awal
tentang Belajar
RINGKASAN
EPISTOMOLOGI DAN
TEORI BELAJAR
E
|
pistemology
(epistemologi) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat
pengetahuan. Plato percaya bahwa pengetahuan itu diwariskan dan Aristoteles percaya bahwa pengetahuan berasal
dari pengalaman indrawi dan keduanya menunjukkan contoh dari rationalism
(rasionalisme).
PLATO
Plato
adalah murid paling terkenal dari filsuf socrates.
Teori Pengetahuan Kenangan
Menurut
Plato, setiap objek di dunia fisik memiliki "ide" atau
"bentuk" yang menyebabkannya. Tetapi, bagaimana kita mendapatkan
informasi tentang ide jika kita tidak bisa mengalaminya melalui indra? Plato
mengatakan kita mengalaminya melalui "mata pikiran".
ARITOTELES
Aristoteles,
salah satu murid Plato, pada awalnya menganut ajaran Plato namun kemudian
berbeda pendapat dengannya. Disini ada dua perbedaan utama antara teori Plato
dan Aristoteles. pertama, hukum, bentuk,
atau alam yang
dikaji Aristotelesdianggap tidak memiliki eksistensi yang independen dari
manifestasi empirisnya, seperti yang diasumsikan Plato. Setelah aristoteles
meninggal, seluruh harapan akan adanya perkembangan ilmu pengetahuan empiris.
AWAL PSIKOLOGI MODERN
Setelah
itu muncul seorang psikolog lainnya yaitu Rene
Descartes. Dia berusaha mengkaji semua penelitian filsafat dengan sikap
ragu. Descartes kemudian mempostulatkan pemisahan antara pikiran dan tubuh. Dia
memandang tubuh manusia sebagai mesin yang gerak geriknya dapat diprediksi.
Dengan membandingkan tubuh manusia dengan mesin, Descartes menjadikan tubuh
dapat diakses untuk studi ilmiah. Dia mengajak para fisiolog untuk menggunakan
metode pembenahan guna memahami mesin tubuh secara lebih baik. Tetapi, pikiran
adalah bebas dan hanya dimiliki manusia saja. Kemudian muncul juga Thomas Hobbes, John Locke, George
Berkeley, David Hume, Immanuel Kant dan John Stuart Mill yang memiliki
pendapat msing-masing. Dari para psikolog, mereka mempunyai pendapat bahwa
belajar menurut mereka berarti memperkuat fakultas pikiran dengan melatih
bakat-bakat yang diasosiakan dengannya.
MAZHAB PSIKOLOGI AWAL
Voluntarisme
Dalam
mazhab psikologi, voluntarism (voluntarisme) adalah mazhab psikolgi yang pertama.
Mazhab ini didirikan oleh Wundt yang
bertujuan untuk mempelajari kesadaran sebagaimana ia dialami secara langsung
dan mempelajari produk kesadaran langsung yang dapat dipelajari secara ilmiah.
Strukturalisme
Terlepas dari mazhab voluntarism, ada juga
mazhab strukturalisme yang didirikan
oleh Edward Titchener. Antara mazhab
voluntarisme dan mazhab strukturalisme sama-sama memiliki elemen-elemen
pikiran.. Tetapi sebagai mazhab
psikologi, mazhab strukturalisme berumur pendek dan mati si masa hidup
Titchener.
Fungsionalisme
Kemudian
adanya fungsionalisme yang didirikan oleh William
James. Kontribusi utama fungsionalis untuk teori belajar adalah bahwa
mereka mempelajari hubungan kesadaran dengan lingkungan, bukan mempelajarinya
sebagai fenomena tersendiri.
Behaviorisme
Selain fungsionalisme, ada juga behaviorism
(behaviorisme yang didirikan oleh John
B. Watson¸yang mengatakan bahwa kesadaran bukan hanya dapat dipelajari
melaui proses intropeksi, sebuah alat riset yang tidak bisa diandalkan. Watson
menganggap bahwa perhatian utama psikolog seharusnya adalah perilaku dan
bagaimana perilaku bervariasi berdasarkan pengalaman yang beragam. Dan juga,
poin utama behavioris adalah bahwa perilakulah yang seharusnya dipelajari
karena perilaku dapat dikaji secara langsung.
Bab 5
Burrhus Frederic
Skinner
RINGKASAN
S
|
Kinner
(1904-1990) lahir di Susquehanna, Pennsylvania. Dia meraih gelar master pada
1930 dan Ph. D. pada 1931 dari
Harvard
University. Gelar B.A. diperoleh dari Hamilton Collge, New York, dimana dia
mengambil jurusan Sastra Inggris.
KONSEP TEORITIS UTAMA
Behaviorisme Radikal
Skinner
mengadopsi dan mengembangkan filsafat ilmiah yang dikenal sebagai radical
behaviorism (behaviorisme radikal). Seperti telah kta bahas, beberapa
teoritisi belajar behavioristik menggunakan istilah seperti dorongan, motivasi, dan tujuan, untuk menjelaskan aspek tertentu
dari perilaku manusia dan non manusia. Menurut Skinner, aspek yang dapat
diamati dan dapat diukur dari lingkungan, dari perilaku organism, dan dari
konsekuensi perilaku itulah yang merupakan materi penting untuk penelitian
ilmiah.
Perilaku Responden dan Operan
Skinner
membedakan dua jenis perilaku: respondent bebavior (perilaku
responden), yang ditimbulkan oleh suatu stimulus yang dikenali, dan operant
bebavior (perilaku operan), yang tidak diakibatkan oleh stimulus yang
dikenal tetapi dilakukan
sendiri oleh organism. Respons yang tidak terkondisikan (bersyarat) atau unconditioned response adalah contoh dari
perilaku responden. Kebanyakan aktivitas keseharian kita adalah perilaku
responden. Berbeda dengan perilaku responden, yang bergantung pada stimulus
yang mendahuluinya, perilaku operan dikontrol oleh konsekuensinya.
Pengkondisian Tipe S dan Tipe R
Bersama dengan dua macam perilaku
tersebut, ada dua jenis pengkondisian. Pengkondisian Tipe S juga dinamakan respondent
conditioning (pengkondisian responden) dan identik dengan pengkondisian
klasik. Tipe kondisi yang menyangkut perilaku operan dinamakan Tipe R karena
penekanannya adalah respon. Pengkondisian Tipe R juga dinamakan operant
conditioning (pengkondisian operan).
Prinsip Pengkondisian Operan
Ada dua prinsip umum dalam
pengkondisian Tipe R: (1) Setiap respon yang diukuri dengan stimulis yang menguatkan
cenderung akan diulang dan (2)stimulus yang menguatkan adalah segala sesuatu
yang memperbesar rata-rata terjadinya respon operan. Dalam pengkondisian
operan, penekanannya adalah pada perilaku dan pada konsekuensinya, dengan
pengkondisian operan, organisme pasti merespon dengan cara tertentu untuk
memproduksi stimulus yang menguatkan.
Kotak Skinner
Kotak ini adalah pengembangan dari
kotak teka-teki yang dipakai oleh Thorndike.
Pengkondisian Respon Penekanan Tuas
Biasanya, pengkondisian respon
penekanan tuas menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Deprivasi
2.
Magazine
Training
3.
Penekanan
Tuas
Pembetukan
Melatih respon
penekanan tuas adalah menempatkan hewan yang kelaparan dalam kotak Skinner dan
membiarkannya disana sendirian. Eksperimenter cukup mengecek pencatatan
kumulatif secara berkala untuk melihat apakah ada respon yang telah dikuasai.
Pelenyapan
Seperti pengkondisian klasik, ketika
kita mencabut penguat dari situasi pengkondisian operan, kita berarti melakukan
extinction
(pelenyapan). Selama akuisisi hewan mendapatkan secuil makanan setiap
kali dia menekan tuas.
Pemulihan Spontan
Setelah
pelenyapan, apabila hewan dikembalikan ke sarangnya selama periode waktu
tertentu dan kemudian dikembalikan ke situasi percobaan, ia sekali lagi akan
mulai menekan tuas dengan segera tanpa perlu dilatih lagi.
Perilaku Takhayul
Perilaku ritualistic ini disebut
sebagai takhayul (superstitious)
karena hewan itu sepertinya percaya bahwa apa yang dilakukannya akan
menyebabkan datangnya makanan. Karena penguat dalam situasi ini tidak
bergantung pada perilaku hewan, maka ia dinamakan moncontingent reinforcement
(penguatan non kontingen).
Operan Diskriminatif
Discriminative operant (operan
dikriminatif), yang merupakan respon operan yang diberikan untuk satu situasi
tetapi tidak untuk situasi lainnya. Dalam kasus operan dikriminatif, cahaya
menjadi sinyal atau pertanda yang diasosiasikan dengan respon tertentu yang
telah depelajari organism yang akan diikuti dengan penguatan. Jadi operan
diskriminatif melibatkan suatu sinyal yang menimbulkan respon yang pada
gilirannya menimbulkan penguatan.
Penguatan Sekunder
Menurut prinsip
penguatan sekunder, pemasangan cahaya dengan makanan akan menyebabkan cahaya
memiliki property penguatan tersendiri. Salah satu cara untuk menguji ide ini
adalah dengan melenyapkan respon penekanan tuas sehingga ketika hewan menekan
tuas, tidak aka ada makanana atau minuman yang dibeikan.
Penguat yang Digeneralisasikan
Suatu generalized
reinforce (penguat yang digeneralisasikan) adalah penguat sekunder yang
dipasangkan dengan lebih dari satu penguat utama. Uang adalah penguat yang
degeneralisasikan karena ia pada akhirnya diasosiasikan dengan banyak penguat
utama.
Perantaian
Suatu respon dapat membawa organisme
berhubungan dengan stimulasi yang bertindak sebagai SD untuk respon lainnya,
yang pada gilirannya akan menyebabkannya mengalami stimulasi yang menyebabkan
respon ketiga dan dan seterusnya.
Penguat Posotif dan Negatif
Primary positive reinforcement
(penguatan positif primer). Ini adalah sesuatu yang secara alamiah memperkuat
bagian organisme dan berkaitan dengan survival, seperti makanan dan minuman. Primary
negative reinforcement (penguatan negative primer) adalah sesuatu yang
membahayakan secara tidak alamiah bagi organisme, seperti suara yang amat
tinggi atau setrum listrik.
Hukuman
Punishment (hukuman)
terjadi ketika suatu respon menghilangkan sesuatu yang positif dari situasi
atau menambahkan sesuatu yang negative. Argumen utama Skinner yang menentang
penggunaan hukuman adalah bahwa hukuman itu dalam jangka panjang tidak akan
efektif. Jadi, hukuman sering kelihatannya sangat berhasil padahal sebenarnya
ia hanya menghasilkan efek temporer. Argumen lain yang menentang hukuman adalah
sebagai berikut :
1.
Hukuman
menyebabkan efek samping emosional yang buruk.
2.
Hukuman
menunjukkan apa yang tidak boleh dilakukan organisme, bukan apa yang seharusnya
dilakukan.
3.
Hukuman
menjustifikasi tindakan menyakiti pihak lain.
4.
Berada
dalam situasi dimana perilaku yang dahulu dihukum kini dapat dilakukan tanpa
mendapat hukuman lagi mungkin akan menyebabkan anak merasa diperbolehkan
melakukannya lagi.
5.
Hukuman
akan menimbulkan agresi terhadap perilaku penghukum dan pihak lain.
6.
Hukuman
sering mengganti respon yang tidak diinginkan dengan respon yang tak diinginkan
lainnya.
Alternatif untuk Hukuman
Skinner
menyebutkan sejumlah alternative selain penggunaan hukuman. Situasi yang
menyebabkan perilaku yang tak diinginkan bisa diubah, dan karenanya akan
mengubah perilaku. Secara umum, perilaku tetap bertahan karena ia diperkuat ;
ini berlaku untuk perilaku yang diharapkan maupun perilaku yang tidak
diharapkan. Untuk mengeliminasi perilaku yang tidak diinginkan kita perlu
mencari sumber penguatannya dan menghilangkannya. Perilaku yang tidak
menimbulkan penguatan akan hilang dengan sendirinya.
Jadwal Penguatan
Meskipun Pavlov
(1927, h.384-386) melakukan penelitian penguatan parsial, menggunakan
pengkondisian klasik, tetapi Skinner lah yang meneliti secara menyeluruh topic
ini. Ada beberapa jadwal penguatan yang lazim dipakai dan mereka
mendeskripsikan di bawah ini :
1.
Continuous Reinforcement Schedule (jadwal
penguatan berkelanjutan).
2.
Fixed Interval Reinforcement Schedule (jadwal
penguatan interval tetap).
3.
Fixed Ration
Reinforcement Schedule (jadwal penguatan rasio tetap).
4.
Variable
Interval Reinforcement Schedule (jadwal penguatan interval variabel).
5.
Variable Ratio
Reinforcement Schedule (jadwal penguatan rasio variabel).
6.
Concurrent
Schedule and the Matching Law (Jadwal penguatan secara bersamaan).
7.
Concurrent Chain
Reinforcement Schedule (jadwal penguatan rantai secara bersamaan).
8.
Progressive
Ratio Schedule and Behavioral Economics (jadwal penguatan rasio progresif).
Perilaku Verbal
Skinner percaya bahwa perilaku
verbal (bahasa) dapat dijelaskan dalam konteks teori penguatan. Bicara dan
mendengar adalah respon-respon yang dipengaruhi oleh penguatan, seperti halnya
respon lainnya. Karenanya, setiap ucapan akan cenderung diulang jika ia diperkuat.
Klasifikasi ini didiskusikan secara singkat berikut ini
1.
Mand
2.
Tact
3.
Echoic Behavior
4.
Autoclitic
Behavior
Kontrak Kontingensi
Contingency contracting (kontrak kontingensi) adalah perluasan
pemikiran Skinnerian. Ringkasnya, ini berarti menyusun semacam tata-situasi
dimana seseorang mendapat sesuatu yang diinginkannya apabila orang itu
bertindak dalam cara tertentu. Istilah Contingency
contracting berasal dari fakta bahwa perjanjian (kontrak) itu dilakukan
dalam rangka memperkuat aktivitas tertentu, yang tidak akan bisa diperkuat
tanpa perjanjian semacam itu.
Sikap Skinner Terhadap Teori Belajar
Skinner percaya bahwa adalah tak
perlu kita merumuskan perilaku manusia, dan dia percaya kita tak perlu tahu
korelasi fisiologis dari perilaku.
Kebutuhan Akan Teknologi Perilaku
Skinner menganggap teknologi
perilaku yang disusun dengan cermat akan bisa membantu manusia memecahkan
banyak masalah, namun banyak orang akan menentang teknologi ini karena
tampaknya ia bertentangan dengan sejumlah kepercayaan tentang diri kita,
terutama manusia sebagai makhluk rasional, bebas, dan bermartabat.
PANDANGAN SKINNER TENTANG PENDIDIKAN
Menurut Skinner,
belajar akan berlangsung sangat efektif apabila : (1) Informasi yang akan
dipelajari disajikan secara bertahap, (2) pembelajar segera diberi umpa baik (feedback) mengenai akurasi pembelajaran
mereka (yakni, setelah belajar mereka segera diberi tahu apakah mereka sudah
memahami informasi dengan benar atau tidak, (3) pembelajar mampu belajar dengan
caranya sendiri.
WARISAN SKINNER : PSI, CBI, DAN BELAJAR ON-LINE
Sistem Instruksi Personal
Pendekatan yang
disebut Personalized Systems of Instruction (PSI), metode PSI
menginvidualisasikan dan memberikan umpan balik yang sering dan cepat mengenai
kinerja siswa. Memberikan pelajaran secara individual biasanya menggunakan
empat langkah, yang dapat diringkaskan sebagai berikut :
1.
Menentukan
materi yang akan diajarkan.
2.
Membagi
materi menjadi segmen-segmen tersendiri.
3.
Menciptakan
metode evaluasi sejauh mana siswa telah menguasai materi dalam segmen tertentu.
4.
Mengizinkan
siswa melangkah dari satu segmen ke segmen lainnya sesuai kemampuan mereka.
Instruksi Berbasis Komputer
Computer based instruction (CBI)
(pengajaran berbasis computer, yang juga terkadang dinamakan instruksi
berbantuan computer). Walaupun CBI telah dipakai secara luas untuk menyajikan
berbagai macam program linier dan percabangannya, namun ia bisa lebih dari itu.
CBI memang semakin canggih sehingga banyak orang yang kini percaya bahwa ia
bisa dipakai mengajarkan apapun dengan cara seperti yang dilakukan oleh guru
yang terbaik.
Bab 9
William Kaye Estes
RINGKASAN
E
|
stes, lahir pada
1919, mengawali karier profesionalnya di University of Indiana. Dia pindah ke
Stanford University dan kemudian ke Rockefeller University, dan mengakhiri
kariernya di Harvard dimana dia mendapat gelar professor emeritus. Pada 1997
Estes dianugerahi Medal of Science, yang merupakan pengharagaan tertinggi yang
diberikan oleh Nation Science Foundation.
Generalisasi
Generalisasi
dari situasi belajar awal ke situasi belajar lainnya dapat dengan mudah
dijelaskan dengan teori sampling
stimulus. Estes mengunakan pendapat soal transfer yang sama dengan pendapat
Thorndike dan Guthrie. Yakni, transrfer terjadi pada dua situasi memiliki
elemen stimulus yang sama.
Pelenyapan
Estes
menjelaskan problem pelenyapan dengan cara yang pada dasarnya sama dengan
dilakukan Guthrie. Karena dalam pelenyapan satu percobaan biasanya diakhiri
setelah subjek melakukan sesuatu selain A1, elemen stimulus yang sebelumnya dikondisikan ke A1, pelan-pelan
akan kembali lagi ke A2.
Pemulihan Spontan
Seperti yang
dikemukakan di Bab 7, pemulihan spontan adalah munculnya kembali respoyang
dikondisikan setelah respon itu mengalami pelenyapan.
Pencocokan Prohabilitas
Selama
bertahum-tahun para behavioris dibingungkan oleh teka teki fenomena probability
matching (pencocokan prohabilitas). Eksperimen pecocokan prohabilitas
tradisional adalah menggunakan sinyal cahaya yang diikuti dengan satu atau dua
cahaya lain.
MODEL BELAJAR MARKOV MENURUT ESTES
Semua teori
belajar statistical bersifat probabilistic yakni, variable bebas yang mereka
studi adalah prohabilitas respon. Teori sampling
stimulus Estes menerima sudut pandang incremental (gradual) maupun all-or-none tentang proses belajar. Anda
ingat bahwa hanya sebagian kecil dari jumlah total elemen stimulus yang ada
selama satu eksperimen akan dijadikan sampel pada satu percobaan tertentu.
Elemen yang dijadikan sampel ini dikondisikan secara all-or-none ke respon apa saja yang menghentikan percobaaan itu.
Akan tetapi, karena hanya sebagian kecil dari proporsi elemen yang dikondisikan
pada satu percobaan tertentu, proses belajar berlangsung sedikit demi sedikit,
dan karenanya tercipta kurva akselerasi belajar negative.
ESTES DAN PSIKOLOGI KOGNITIF
Meskipun Estes seorang teoritisi
kontiguitas, namun di tahun-tahun belakangan ini dia lebih menekankan pada
mekanisme kognitif dalam analisanya terhadap belajar. Menurut Estes interaksi
proses kognitif yang komplek dengan stimulasi sensoris inilah yang akan
menentukan respon terhadap situasi.
Model Array Kognitif : Klasifikasi dan Kategorisasi
Estes memandang teori sampling stimulus (SST) sebagai
perluasan matematis dari teori transfer elemen identik dengan Thorndike. Ada
perbedaan tradisional antara SST dan model array
uamh patut dikemukakan. Fokus SST adalah stimulus respon yang dibentuk di masa
lalu dan pada cara asosiasi ini diakumulasikan. Fokus model array adalah pada klasifikasi kejadian
yang ditemui di masa sekarang atau yang akan ditemui di masa depan.
BELAJAR UNTUK BELAJAR
Kontroversi mengenai pendapat
belajar incremental versus all-or-none
(terkadang disebut continuity-noncontinuity controversy) masih ada kemungkinan
akan terus berlangsung sampai beberapa waktu ke depan. Sesungguhnya, secara
logika, teori belajar incremental juga dapat direduksi menjadi teori all-or-none. Apa sebenarnya diperbedakan
oleh para teoritisi adalah soal besarnya materi yang dipelajari pada percobaan
tertentu. Dengan menggunakan perangkat Wisconsin General Test, Harlow (1949)
menghadapkan monyet dengan 344 problem dikriminasi termasuk 32 problem praktis.
Pada setiap problem, monyet disuruh mengambil satu dari dua objek yang memiliki
penguatan yang diletakkan dibawah objek itu. Masing-masing dari 344 problem
menggunakan perangkat objek yang berbeda-beda. Temuan Harlow adalah semakin
banyak problem dikriminasi yang berhasil dipecahkan monyet, semakin pintar
merekan dalam memcahkannya. Tampak bahwa hewan itu learning to learn
(belajar untuk belajar), atau membentuk apa yang oleh Harlow disebut learning
set. Teoritisi lain yang menerima interprestasi incremental lamban dan all-or-none adalah Donald Hebb. Menurut
Hebb, balajar yang terjadi pada awal kehidupan adalah proses incremental,
sedangkan belajar pada masa selanjutnya adalah bersifat kognitif, mendalam dan all-or-none.
STATUS TERKINI MODEL MATEMATIKA UNTUK BELAJAR
Walaupun kita
telah meminimalkan kajian matematis dalam pembahasan kita tentang Estes di bab
ini, pendekatan Estes sesungguhnya sering disebut sebagai model matematika
untuk belajar sebab dia berusaha menunjukkan bagaimana proses belajar dapat
dideskripsikan dalam term rumus matematika. Model matematika memang belum
mengalami sintetis yang berarti namun ia menjadi ciri dari pendekatan baru
untuk bidang ini., kita akan membahas jenis model matematika lain dalam bahasan
belaar dengan jaringan neural, di Bab 14.
Bab 12
Edward Chace
Tolman
RINGKASAN
T
|
olman
(1886-1959) lahir di Newton,
Massachusetts, dan meraih gelar B. S. dari Massachusetts Institute of
Technology di bidang elektrokimia pada 1911. Tolman menghabiskan sebagian besar
hidupnya sebagai tokoh pembangkang. Dia menentang perang saat perang sedang
populer dan dia menentang behaviorisme Watsonian ketika behavorisme itu menjadi
aliran psikologi yang terpopuler. Tolaman menganggap bahwa karena bersifat
elementistikini kaum behavoris mengabaikan hal-hal yang pokok dan lebih
memerhatikan hal yang tidak pokok. Dia percaya bahwa adalah mungkin untuk
bersikap objekif saat mempelajari perilaku molar. Berbeda dengan behavoris,
Tolman memilih perilaku molar secara sistematis.
PERILAKU MOLAR
Karakteristik
utama molar belajar adalah perilaku itu purposif (memiliki tujuan),
yakni ia selalu diarahkan untuk suatu tujuan.
BEHAVIORISME PURPOSIF
Teori
Tolman disebut sebagai purposive behavorism (behavorisme
purposif) sebab ia berusaha menjelaskan perilaku yang diarahkan untuk
mendapatkan tujuan. Menurut Tolman, purposive
digunakan untuk
mendeskripsikan perilaku,
sebagaimana kata
lambat, cepat, benar, salah, atau belok kanan bisa di pakai untuk menjelaskan
perilaku.
KONSEP TEORITIS UTAMA
Tolman memperkenalkan penggunaan variabel intervening (penyela) kedalam riset
psikologi dan Hull meminjam ide ini dari Tolman. Hull dan Tolman menggunakan
cara intervening dengan cara yang
sama. Kemudian Tolman mempelajari teori Gestalt yang mengatakan bahwa belajar
pada dasarnya adalah proses menemukan hal-hal tertentu dalam lingkungan. Ada
banyak kemiripan antara prinsip usaha terkecil Tolman dengan gagasan Hull
tentang hierarki rumpun kebiasaan. Senada dengan Guthrie, Tolman menganggap
konsep penguatan tidak penting sebagai variabel belajar, tetapi ada kemiripan
antara apa yang dinamakan Tolman sebagai konfirmasi dengan apa yang oleh
behavioris dinamakan penguatan. Tolman mencatat karakteristik seekor tikus
dalam jalur teka-teki yang digunakannya untuk mendukung interpretasi kognitif
terhadap belajar. Menurut Tolman, Kita tahu banyak hal tentang lingkungan kita
namun hanya bertindak berdasarkan informasi ketika kita membutuhkannya.
Belajar Laten
Latent
learning(belajar
laten) adalah belajar yang tidak diterjemahkan kedalam performa atau kinerja.
Konsep belajar laten sangat penting untuk Tolman, dan dia menganggap dirinya
telah berhasil menunjukkan eksistensinya. Teoretisi penguatan Pavlov, Hull dan
Skinner memandang pelenyapan sebagai sebuah proses aktif. Menurut Tolman,
belajar terjadi melalui observasi dan bebas dari penguatan.. Apa yang
dipelajari hewan adalah mengharapkan penguatan jika respons tertentu diberikan
karena ekspektasi inilah yang dikonfiemasi selama fasea akusisi eksperimen
belajar.
Belajar Ruang Versus Belajar Respon
Tolman berpendapat bahwa hewan belajar di mana
sesuatu itu berada, sedangkan teori S-R berpendapat bahwa hewan mempelajari respon
spesifik dan stimuli spesifik. Menurut Tolman, ketika kita belajar, kita
mengetahui "tempat sesuatu." Kita belajar memperkirakan kejadian
tertentu akan muncul mengikuti kejadian lainnya.
ASPEK FORMAL TEORI TOLMAN
Sebagai
contoh teorisasi Tolman (1938) yang lebih abstrak. Tolman berpendapat bahwa
rasio perilaku ditentukan oleh
pengalaman kolektif yang berasal dari tindakan berbelok ke setiap arah saat di
titik pilihan dalam beberapa kali percobaan.
Variabel Lingkungan, Perbedaan Individual dan
Intervening
Tolman
mempunyai beberapa variabel, diantaranya : variabel
lingkungan, variabel perbedaan individual dan variabel intervening. Semua
variabel ini adalah sebuah unsur yang diciptakan oleh teoritisi untuk membantu
menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Tolman membuat
varibel intervening selaras dengan
variabel bebasnya. dalam masing-masing kasus, variabel intervening secara sistematis dihubungkan dengan variabel bebas dan
terikat. Kini kita dapat melihat kesamaan antara Tolman dan Hull dengan
menggunakan variabel intervening.
FORMALISASI MACCORQUODALE DAN MEEHL ATAS TEORI
TOLMAN
MacCorquodale
dan Meehl (1953) berusaha melakukan formalisasi teori Tolman seperti ynag
dilakukan Voeks terhadap teori Guthire. Mereka berusaha untuk membuat istilah
Tolman menjadi lebih persis dan konsepnya lebih mudah diuji.
ENAM JENIS BELAJAR
Dalam
artikel "There Is More Than One Kind of Learning," Tolman (1949)
mengusulkan enam jenis belajar. Jenis-jenis tersebut adalah Cathexes,
Keyakinan Ekuivalensi, Ekspetasi Medan, Mode Medan-Kognisi, Diskriminasi
dan Dorongan
Pola Motor.
Sikap Tolman Terhadap Teorinya Sendiri
Tolman
menyajikan versi final dari teorinya dalam Psychology:
A Study of a Science, yang diedit oleh Sigmund Koch, tahun 1959 dimana pada
tahun itu Tolman meninggal dunia.
PENDAPAT TOLMAN TENTANG PENDIDIKAN
Tolman
juga memberikan pendapat tentang pendidikan, yaitu menurutnya murid perlu
melakukan tes hipotesis dalam situasi dalam situasi problem. Tolman juga menekankan pentingnya pemikiran dan
pemahaman. Tolman mungkin banyak mengalami kekalahan dalam pertempurannya
dengan behavioris S-R, namun dengan penekanan psikologi dewasa ini pada studi
proses kognitif, teorinya mungkin pada akhirnya yang akan memenangkan
peperangan ini.
Bab 16
Penutup
RINGKASAN
D
|
i bab 1 ini
dijelaskan usaha untuk mendefinisikan proses belajar dan membedakannya dari
proses lain seperti habituasi, sensitisasi dan insting. Di bab2 dijelaskan
karakteristik sains sebagaimana diaplikasikan pada studi proses belajar. di bab
3 dan bab lainnya dijelaskan tentang teori-teori menurut para psikolog.
TREN TERBARU DALAM TEORI BELAJAR
Setidaknya
ada empat pendekatan studi belajar, yatitu pertama, teori belajar saat ini
lebih sederhana cakupannya. Kedua, ada penekanan pada neurofisiologi belajar. Ketiga,
proses kognitif seperti pembentukan konsep, dan pemecahan masalah kembali
menjadi topik studi yang populer. Keempat peningkatan terhadap aplikasi prinsip
belajar untuk solusi problem praktis.
BEBERAPA PERTANYAAN TENTANG BELAJAR YANG BELUM
TERJAWAB
Bagaimana Belajar Bervariasi sebagai Fungsi
Pendewasaan ?
Banyak
peneliti menemukan bahwa belajar yang terjadi pada satu tahap pendewasaan tidak
sama dengan yang terjadi pada tahap pendewasaan yang lainnya.
Apakah Belajar Bergantung pada Penguatan ?
Banyak
teoritisi belajar mengatakan bahwa belajar tergantung pada penguatan, namun
opini mereka bervariasi soal sifat penguatan itu.
Bagaimana Belajar Bervariasi sebagai Fungsi Spesies
?
Bitterman
mengamati bahwa beberapa spesies hewan tidak dapat belajar hal-hal yang dapat
dipelajari spesies lain.
Dapatkah
Beberapa Asosiasi Dipelajari dengan Lebih Mudah Ketimbang Lainnya ?
Kesiapan
bukan hanya berlaku berlaku untuk proses belajar yang berbeda pada beragam
spesies. Jadi kontinum kesiapan adalah variabel antarspesies dan intraspesies.
Para psikolog melakukan observasi dan menyimpulkan bahwa tendensi respons
bawaan organisme mungkin membatasi sejauh mana perilaku dapat dimodifikasi
melaui proses belajar.
Bagaimana Semua Pertanyaan Diatas Berhubungan dengan
Tipe Belajar ?
Istilah
interaksi adalah salah satu istilah paling penting dalam sains. Dengan asumsi
bahwa ada lebih dari satu jenis belajar, adalah bahwa motivasi itu penting
untuk satu belajar tetapi tidak untuk jenis belajar lain. Jelas, bahwa proses
mediasional (mediational) adalah
sangat penting untuk formasi konsep dan pemecahan problem dan juga mungkin
tidak penting untuk pengkondisian klasik atau operan. Pengkondisian klasik,
dapat bergantung pada adanya stimulus yang tak dikondisikan. Untuk semua proses belajar tidak akan pernah
ada finalnya dan untuk mahasiswa harus mempunyai petunjuk mengenai pendekatan
yang sudah ada untuk mempelajari proses
belajar. Hal inilah juga yang dilakukan oleh para psikolog.
BELUM ADA JAWABAN FINAL TENTANG PROSES BELAJAR
Dalam
menentukan perilaku manusia, tidak ada proses yang lebih penting ketimbang
belajar dan upaya yang paling penting yang harus dilakukan seseorang adalah
membantu mengungungkapkan misteri di balik proses belajar itu.