Minggu, 16 Maret 2014

Resume Theories of Learning, 7th edition


 


Judul buku      : Theories of Learning, 7th edition
Penulis             : B.R. Hergenhahn,  Matthew H.Olson

Bab 1
Apa Itu Belajar ?


RINGKASAN

B
elajar (learning) adalah salah satu topik paling pentingdi dalam psikologi dewasa ini, namun konsepnya sulit untuk didefinisikan. Namun kebanyakan psikolog menganggap definisi ini tidak bisa diterima sebab ada istilah yang samar didalamnya, seperti pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan. Ada dua stimuli dalam belajar, yaitu penguat yang akan memperkuat setiap perilaku yang secara langsung mendahului kejadian penguat. Dan yang kedua adalah imbalan yang biasanya dianggap sebagai sesuatu yang diberikan atau diterima hanya untuk prestasi yang layak pencapaiannya membutuhkan waktu dan energi atau yang diberikan untuk tindakan yang dianggap diinginkan oleh masyarakat.

APAKAH BELAJAR PASTI MENGHASILKAN PERUBAHAN PERILAKU ?
Kebanyakan teoritis belajar memandang belajar sebagai sebuah proses yang memperantai perilaku. Menurut mereka, belajar adalah sesuatu yang terjadi sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan mendahului perubahan perilaku.

Seberapa Permanenkah Relatif Permanen Itu ?
Dalam definisi belajar juga akan menentukan apakah proses sensitization (sensitisasi) dan habituation (habituasi). Sensitisasi adalah proses di mana suatu organisme menjadi lebih responsif terhadap aspek tertentu dari lingkungannya. Sedangkan habituasi adalah proses dimana suatu organisme menjadi kurang responsif  pada lingkungannya.

Mengapa Kita Mengacu pada Praktik atau Pengalaman ?
Jelas bahwa tak semua perilaku di pelajari Perilaku yang lebih sederhana adalah hasil dari refleks.  Perilaku yang kompleks juga bisa merupakan karakteristik bawaan. Adapun namanya perilaku spesifik-spesifik yang diartikan sebagai pola perilaku yang kompleks yang tak dipelajari lebih dahulu dan relatif tidak bisa di modifikasi yang dilakukan oleh binatang spesies tertentu dalam situasi tertentu. Tetapi, ada beberapa contoh yang tampaknya menunjukkan perilaku kompleks yang jelas-jelas tidak dipengaruhi oleh belajar. Jika ada jenis belajar, perilaku spesifik-spesifik maupun tingkatanya.

Apakah Belajar Berasal dari Jenis Pengalaman Spesifik ?
Menurut definisi Kimble (1961), belajar berasal dari praktik yang diperkuat. Kimble juga memberikan definisi tentang belajar, bahwa belajar adalah perubahan perilaku atau potensi perilaku yang relatif permanen yang berasal dari pengalaman dan tidak bisa dinisbahkan ke temporary body states (keadaan tubuh temporer) seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan dan obat-obatan.

APAKAH ADA PERBEDAAN ANTARA JENIS-JENIS BELAJAR ?
Belajar, seperti yang sudah kita lihat, adalah istilah umum yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan potensi perilaku yang berasal dari pengalaman. Dalam pengkondisian instrumental, hubungan antara penguatan  dan  perilaku  organisme akan sangat berbeda. Pengkondisian pelarian dan  penghindaran adalah jenis khusus dari pengkondisian instrumental. Teoritis belajar semakin menyadari bahwa membatasi diri dari pada riset pengkondisian instrumental dan klasik saja tidak akan bisa membuat mereka memahami area pengalaman manusia yang lebih luas. Proses belajar ini juga memungkinkan organisme  menyesuaikan diri  dengan perubahan lingkungan. Karena kebanyakan perlaku manusia terbentuk melalui proses belajar, penelitian atau prinsip-prinsip belajar akan membantu kita memahami mengapa kita berperilaku seperti yang kita lakukan sekarang.   


Bab 2
Pendekatan Untuk Studi Tentang Belajar
 
RINGKASAN
S
cience (ilmu pengetahuan ilmiah) mengombinasikan dua pandangan filsafat kuno tentang asal usul pengetahuan. Perlu diingat bahwa betapa pun abstrak dan kompleksnya sebuah teori, ia pada akhirnya harus berkaitan dengan kejadian fisik yang dapat diamati.

Aspek-aspek Teori
Science law (kaidah ilmiah) dapat didefinisikan sebagai hubungan yang konsisten antara dua atau lebih kelompok kejadian yang terlihat.

Dari Riset Hingga Teori
Ilmuwan biasanya berusaha memahami suatu hukum yang mereka temukan dan mengelompokannya secara koheren. Pengelompokan ini memiliki dua fungsi : 1) syntinesizing  function (fungsi sintesis), 2) heuristic function (fungsi heuristik).

Teori sebagai Alat
Karena teori hanya alat riset, ia tidak bisa dikatakan salah atau benar; ia bisa dikatakan berguna atau tak berguna.

Prinsip Parsimoni
Kita telah mencatat bahwa salah satu karakteristik dari ilmu pengetahuan adalah ia hanya
berhubungan dengan pernyataan yang secara prinsip dapat diverifikasi. Karakteristik yang lainnya dari ilmu pengetahuan adalah bahwa ia       mengikuti principle of parsimony (prinsip parsimoni).

EKSPERIMEN BELAJAR
Dalam melakukan eksperimen, pasti   akan melibatkan sesuatu yang perubahannya diukur, yakni dependent variable (variabel terikat), dan independent variable (variabel lepas atau bebas).

PENGGUNAAN MODEL
Pada tahun-tahun belakangan ini, psikologi pemrosesan informasi telah menggunakan komputer sebagai model dalam studi proses intelektual manusia. Banyak psikolog pemrosesan informasi menyatakan bahwa komputer dan manusia adalah analog karena keduanya menerima informasi (input) dari lingkungan, memroses informasi itu jangan dengan menggunakan beberapa cara, dan kemudian  bertindak berdasarkan informasi itu (output). Berbeda dengan teori, sebuah model biasanya tidak dipakai untuk menjelaskan proses yang rumit; model dipakai untuk menyederhanakan proses dan menjadikannya lebih mudah dipahami.

BELAJAR DALAM LABORATORIUM VERSUS OBSERVASI NATURALISASI
Ingat bahwa ilmu pengetahuan juga berusrusan dengan pernyataan-pernyataan yang diverifikasi melalui eksperimentasi.

PANDANGAN KUHN TENTANG BAGAIMANA ILMU PENGETAHUAN BERUBAH
Khun menyebut sudut pandang yang dianut bersama oleh sejumlah ilmuwan ini sebagai paradigm (paradigma). Paradigma adalah  cara     memandang suatu subjek yang menjelaskan problem tertentu dan menunjukkan cara pemecahannya.  Argumen Khun yang tampak valid ini tampak lebih kuat jika diterapkan pada ilmu-ilmu fisika ketimbang ilmu perilaku.

PANDANGAN POPPER TENTANG ILMU PENGETAHUAN
Seperti Khun, Karl Popper (1902-1994) bersikap kritis terhadap pandangan ilmu pengetahuan. Menurut Popper, ide bahwa ilmuwan melakukan berbagai pengamatan empiris dan kemudian berusaha menjelaskan observasi itu adalah gagasan yang keliru. Menurut Popper, apa yang disebut Khun sebagai ilmu normal bukanlah ilmu pengetahuan sama sekali.
  
Kuhn  vs. Popper
Menurut Popper, keyakinan subjektif yang menurut Khun menghubungkan ilmuwan dengan suatu paradigma akan menghambat pemecahan masalah secara efektif. Dalam analisisnya dengan keilmuannya, Khun menekankan faktor sosiologis dan oskiologis, sedangkan analisis Popper menekankan penolakan logis atas solusi problem yang diusulkan. Dari semua hal yang telah dijlaskan diatas, hal yang paling penting saat proses belajar adalah niat kita sendiri dalam belajar.


Bab 3
Gagasan Awal tentang Belajar

RINGKASAN
EPISTOMOLOGI DAN TEORI BELAJAR
E
pistemology (epistemologi) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat pengetahuan. Plato percaya bahwa pengetahuan itu diwariskan dan  Aristoteles percaya bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman indrawi dan keduanya menunjukkan contoh dari rationalism (rasionalisme).

PLATO
Plato adalah murid paling terkenal dari filsuf socrates.

Teori Pengetahuan Kenangan
Menurut Plato, setiap objek di dunia fisik memiliki "ide" atau "bentuk" yang menyebabkannya. Tetapi, bagaimana kita mendapatkan informasi tentang ide jika kita tidak bisa mengalaminya melalui indra? Plato mengatakan kita mengalaminya melalui "mata pikiran".

ARITOTELES
Aristoteles, salah satu murid Plato, pada awalnya menganut ajaran Plato namun kemudian berbeda pendapat dengannya. Disini ada dua perbedaan utama antara teori Plato dan Aristoteles. pertama, hukum, bentuk,
atau alam yang dikaji Aristotelesdianggap tidak memiliki eksistensi yang independen dari manifestasi empirisnya, seperti yang diasumsikan Plato. Setelah aristoteles meninggal, seluruh harapan akan adanya perkembangan  ilmu pengetahuan empiris. 

AWAL PSIKOLOGI MODERN
Setelah itu muncul seorang psikolog lainnya yaitu Rene Descartes. Dia berusaha mengkaji semua penelitian filsafat dengan sikap ragu. Descartes kemudian mempostulatkan pemisahan antara pikiran dan tubuh. Dia memandang tubuh manusia sebagai mesin yang gerak geriknya dapat diprediksi. Dengan membandingkan tubuh manusia dengan mesin, Descartes menjadikan tubuh dapat diakses untuk studi ilmiah. Dia mengajak para fisiolog untuk menggunakan metode pembenahan guna memahami mesin tubuh secara lebih baik. Tetapi, pikiran adalah bebas dan hanya dimiliki manusia saja. Kemudian muncul juga Thomas Hobbes,  John Locke, George Berkeley, David Hume, Immanuel Kant dan John Stuart Mill yang memiliki pendapat msing-masing. Dari para psikolog, mereka mempunyai pendapat bahwa belajar menurut mereka berarti memperkuat fakultas pikiran dengan melatih bakat-bakat yang diasosiakan dengannya.

MAZHAB PSIKOLOGI AWAL
Voluntarisme
Dalam mazhab psikologi, voluntarism (voluntarisme) adalah mazhab psikolgi yang pertama. Mazhab ini didirikan  oleh Wundt yang bertujuan untuk mempelajari kesadaran sebagaimana ia dialami secara langsung dan mempelajari produk kesadaran langsung yang dapat dipelajari secara ilmiah.
Strukturalisme
 Terlepas dari mazhab voluntarism, ada juga mazhab strukturalisme  yang didirikan oleh Edward Titchener. Antara mazhab voluntarisme dan mazhab strukturalisme sama-sama memiliki elemen-elemen pikiran.. Tetapi sebagai  mazhab psikologi, mazhab strukturalisme berumur pendek dan mati si masa hidup Titchener.
Fungsionalisme
Kemudian adanya fungsionalisme yang didirikan oleh William James. Kontribusi utama fungsionalis untuk teori belajar adalah bahwa mereka mempelajari hubungan kesadaran dengan lingkungan, bukan mempelajarinya sebagai fenomena tersendiri.
Behaviorisme
Selain fungsionalisme, ada juga behaviorism (behaviorisme yang didirikan oleh John B. Watson¸yang mengatakan bahwa kesadaran bukan hanya dapat dipelajari melaui proses intropeksi, sebuah alat riset yang tidak bisa diandalkan. Watson menganggap bahwa perhatian utama psikolog seharusnya adalah perilaku dan bagaimana perilaku bervariasi berdasarkan pengalaman yang beragam. Dan juga, poin utama behavioris adalah bahwa perilakulah yang seharusnya dipelajari karena perilaku dapat dikaji secara langsung.


Bab 5
Burrhus Frederic Skinner

RINGKASAN
S
Kinner (1904-1990) lahir di Susquehanna, Pennsylvania. Dia meraih gelar master pada 1930 dan Ph. D. pada 1931 dari
Harvard University. Gelar B.A. diperoleh dari Hamilton Collge, New York, dimana dia mengambil jurusan Sastra Inggris.

KONSEP TEORITIS UTAMA
Behaviorisme Radikal
Skinner mengadopsi dan mengembangkan filsafat ilmiah yang dikenal sebagai radical behaviorism (behaviorisme radikal). Seperti telah kta bahas, beberapa teoritisi belajar behavioristik menggunakan istilah seperti dorongan, motivasi, dan tujuan, untuk menjelaskan aspek tertentu dari perilaku manusia dan non manusia. Menurut Skinner, aspek yang dapat diamati dan dapat diukur dari lingkungan, dari perilaku organism, dan dari konsekuensi perilaku itulah yang merupakan materi penting untuk penelitian ilmiah.

Perilaku Responden dan Operan
            Skinner membedakan dua jenis perilaku: respondent bebavior (perilaku responden), yang ditimbulkan oleh suatu stimulus yang dikenali, dan operant bebavior (perilaku operan), yang tidak diakibatkan oleh stimulus yang dikenal tetapi dilakukan sendiri oleh organism. Respons yang tidak terkondisikan (bersyarat) atau unconditioned response adalah contoh dari perilaku responden. Kebanyakan aktivitas keseharian kita adalah perilaku responden. Berbeda dengan perilaku responden, yang bergantung pada stimulus yang mendahuluinya, perilaku operan dikontrol oleh konsekuensinya.

Pengkondisian Tipe S dan Tipe R
            Bersama dengan dua macam perilaku tersebut, ada dua jenis pengkondisian. Pengkondisian Tipe S juga dinamakan respondent conditioning (pengkondisian responden) dan identik dengan pengkondisian klasik. Tipe kondisi yang menyangkut perilaku operan dinamakan Tipe R karena penekanannya adalah respon. Pengkondisian Tipe R juga dinamakan operant conditioning (pengkondisian operan).

Prinsip Pengkondisian Operan
            Ada dua prinsip umum dalam pengkondisian Tipe R: (1) Setiap respon yang diukuri dengan stimulis yang menguatkan cenderung akan diulang dan (2)stimulus yang menguatkan adalah segala sesuatu yang memperbesar rata-rata terjadinya respon operan. Dalam pengkondisian operan, penekanannya adalah pada perilaku dan pada konsekuensinya, dengan pengkondisian operan, organisme pasti merespon dengan cara tertentu untuk memproduksi stimulus yang menguatkan.

Kotak Skinner
            Kotak ini adalah pengembangan dari kotak teka-teki yang dipakai oleh Thorndike.

Pengkondisian Respon Penekanan Tuas
            Biasanya, pengkondisian respon penekanan tuas menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1.   Deprivasi
2.   Magazine Training
3.   Penekanan Tuas

Pembetukan
            Melatih respon penekanan tuas adalah menempatkan hewan yang kelaparan dalam kotak Skinner dan membiarkannya disana sendirian. Eksperimenter cukup mengecek pencatatan kumulatif secara berkala untuk melihat apakah ada respon yang telah dikuasai.

Pelenyapan
            Seperti pengkondisian klasik, ketika kita mencabut penguat dari situasi pengkondisian operan, kita berarti melakukan extinction (pelenyapan). Selama akuisisi hewan mendapatkan secuil makanan setiap kali dia menekan tuas.

Pemulihan Spontan
            Setelah pelenyapan, apabila hewan dikembalikan ke sarangnya selama periode waktu tertentu dan kemudian dikembalikan ke situasi percobaan, ia sekali lagi akan mulai menekan tuas dengan segera tanpa perlu dilatih lagi.

Perilaku Takhayul
            Perilaku ritualistic ini disebut sebagai takhayul (superstitious) karena hewan itu sepertinya percaya bahwa apa yang dilakukannya akan menyebabkan datangnya makanan. Karena penguat dalam situasi ini tidak bergantung pada perilaku hewan, maka ia dinamakan moncontingent reinforcement (penguatan non kontingen).

Operan Diskriminatif
            Discriminative operant (operan dikriminatif), yang merupakan respon operan yang diberikan untuk satu situasi tetapi tidak untuk situasi lainnya. Dalam kasus operan dikriminatif, cahaya menjadi sinyal atau pertanda yang diasosiasikan dengan respon tertentu yang telah depelajari organism yang akan diikuti dengan penguatan. Jadi operan diskriminatif melibatkan suatu sinyal yang menimbulkan respon yang pada gilirannya menimbulkan penguatan.

Penguatan Sekunder
            Menurut prinsip penguatan sekunder, pemasangan cahaya dengan makanan akan menyebabkan cahaya memiliki property penguatan tersendiri. Salah satu cara untuk menguji ide ini adalah dengan melenyapkan respon penekanan tuas sehingga ketika hewan menekan tuas, tidak aka ada makanana atau minuman yang dibeikan.

Penguat yang Digeneralisasikan
            Suatu generalized reinforce (penguat yang digeneralisasikan) adalah penguat sekunder yang dipasangkan dengan lebih dari satu penguat utama. Uang adalah penguat yang degeneralisasikan karena ia pada akhirnya diasosiasikan dengan banyak penguat utama.

Perantaian    
            Suatu respon dapat membawa organisme berhubungan dengan stimulasi yang bertindak sebagai SD untuk respon lainnya, yang pada gilirannya akan menyebabkannya mengalami stimulasi yang menyebabkan respon ketiga dan dan seterusnya.

Penguat Posotif dan Negatif
            Primary positive reinforcement (penguatan positif primer). Ini adalah sesuatu yang secara alamiah memperkuat bagian organisme dan berkaitan dengan survival, seperti makanan dan minuman. Primary negative reinforcement (penguatan negative primer) adalah sesuatu yang membahayakan secara tidak alamiah bagi organisme, seperti suara yang amat tinggi atau setrum listrik.

Hukuman
            Punishment (hukuman) terjadi ketika suatu respon menghilangkan sesuatu yang positif dari situasi atau menambahkan sesuatu yang negative. Argumen utama Skinner yang menentang penggunaan hukuman adalah bahwa hukuman itu dalam jangka panjang tidak akan efektif. Jadi, hukuman sering kelihatannya sangat berhasil padahal sebenarnya ia hanya menghasilkan efek temporer. Argumen lain yang menentang hukuman adalah sebagai berikut :
1.   Hukuman menyebabkan efek samping emosional yang buruk.
2.   Hukuman menunjukkan apa yang tidak boleh dilakukan organisme, bukan apa yang seharusnya dilakukan.
3.   Hukuman menjustifikasi tindakan menyakiti pihak lain.
4.   Berada dalam situasi dimana perilaku yang dahulu dihukum kini dapat dilakukan tanpa mendapat hukuman lagi mungkin akan menyebabkan anak merasa diperbolehkan melakukannya lagi.
5.   Hukuman akan menimbulkan agresi terhadap perilaku penghukum dan pihak lain.
6.   Hukuman sering mengganti respon yang tidak diinginkan dengan respon yang tak diinginkan lainnya.

Alternatif untuk Hukuman
            Skinner menyebutkan sejumlah alternative selain penggunaan hukuman. Situasi yang menyebabkan perilaku yang tak diinginkan bisa diubah, dan karenanya akan mengubah perilaku. Secara umum, perilaku tetap bertahan karena ia diperkuat ; ini berlaku untuk perilaku yang diharapkan maupun perilaku yang tidak diharapkan. Untuk mengeliminasi perilaku yang tidak diinginkan kita perlu mencari sumber penguatannya dan menghilangkannya. Perilaku yang tidak menimbulkan penguatan akan hilang dengan sendirinya.

Jadwal Penguatan
            Meskipun Pavlov (1927, h.384-386) melakukan penelitian penguatan parsial, menggunakan pengkondisian klasik, tetapi Skinner lah yang meneliti secara menyeluruh topic ini. Ada beberapa jadwal penguatan yang lazim dipakai dan mereka mendeskripsikan di bawah ini :
1.   Continuous Reinforcement Schedule (jadwal penguatan berkelanjutan).
2.   Fixed Interval Reinforcement Schedule (jadwal penguatan interval tetap).
3.   Fixed Ration Reinforcement Schedule (jadwal penguatan rasio tetap).
4.   Variable Interval Reinforcement Schedule (jadwal penguatan interval variabel).
5.   Variable Ratio Reinforcement Schedule (jadwal penguatan rasio variabel).
6.   Concurrent Schedule and the Matching Law (Jadwal penguatan secara bersamaan).
7.   Concurrent Chain Reinforcement Schedule (jadwal penguatan rantai secara bersamaan).
8.   Progressive Ratio Schedule and Behavioral Economics (jadwal penguatan rasio progresif).

Perilaku Verbal
            Skinner percaya bahwa perilaku verbal (bahasa) dapat dijelaskan dalam konteks teori penguatan. Bicara dan mendengar adalah respon-respon yang dipengaruhi oleh penguatan, seperti halnya respon lainnya. Karenanya, setiap ucapan akan cenderung diulang jika ia diperkuat. Klasifikasi ini didiskusikan secara singkat berikut ini
1.   Mand
2.   Tact
3.   Echoic Behavior
4.   Autoclitic Behavior

Kontrak Kontingensi
            Contingency contracting (kontrak kontingensi) adalah perluasan pemikiran Skinnerian. Ringkasnya, ini berarti menyusun semacam tata-situasi dimana seseorang mendapat sesuatu yang diinginkannya apabila orang itu bertindak dalam cara tertentu. Istilah Contingency contracting berasal dari fakta bahwa perjanjian (kontrak) itu dilakukan dalam rangka memperkuat aktivitas tertentu, yang tidak akan bisa diperkuat tanpa perjanjian semacam itu.

Sikap Skinner Terhadap Teori Belajar
            Skinner percaya bahwa adalah tak perlu kita merumuskan perilaku manusia, dan dia percaya kita tak perlu tahu korelasi fisiologis dari perilaku.

Kebutuhan Akan Teknologi Perilaku
            Skinner menganggap teknologi perilaku yang disusun dengan cermat akan bisa membantu manusia memecahkan banyak masalah, namun banyak orang akan menentang teknologi ini karena tampaknya ia bertentangan dengan sejumlah kepercayaan tentang diri kita, terutama manusia sebagai makhluk rasional, bebas, dan bermartabat.

PANDANGAN SKINNER TENTANG PENDIDIKAN
            Menurut Skinner, belajar akan berlangsung sangat efektif apabila : (1) Informasi yang akan dipelajari disajikan secara bertahap, (2) pembelajar segera diberi umpa baik (feedback) mengenai akurasi pembelajaran mereka (yakni, setelah belajar mereka segera diberi tahu apakah mereka sudah memahami informasi dengan benar atau tidak, (3) pembelajar mampu belajar dengan caranya sendiri.

WARISAN SKINNER : PSI, CBI, DAN BELAJAR ON-LINE
Sistem Instruksi Personal
            Pendekatan yang disebut Personalized Systems of Instruction (PSI), metode PSI menginvidualisasikan dan memberikan umpan balik yang sering dan cepat mengenai kinerja siswa. Memberikan pelajaran secara individual biasanya menggunakan empat langkah, yang dapat diringkaskan sebagai berikut :
1.   Menentukan materi yang akan diajarkan.
2.   Membagi materi menjadi segmen-segmen tersendiri.
3.   Menciptakan metode evaluasi sejauh mana siswa telah menguasai materi dalam segmen tertentu.
4.   Mengizinkan siswa melangkah dari satu segmen ke segmen lainnya sesuai kemampuan mereka.

Instruksi Berbasis Komputer
            Computer based instruction (CBI) (pengajaran berbasis computer, yang juga terkadang dinamakan instruksi berbantuan computer). Walaupun CBI telah dipakai secara luas untuk menyajikan berbagai macam program linier dan percabangannya, namun ia bisa lebih dari itu. CBI memang semakin canggih sehingga banyak orang yang kini percaya bahwa ia bisa dipakai mengajarkan apapun dengan cara seperti yang dilakukan oleh guru yang terbaik.
                

Bab 9
William Kaye Estes

RINGKASAN
E
stes, lahir pada 1919, mengawali karier profesionalnya di University of Indiana. Dia pindah ke Stanford University dan kemudian ke Rockefeller University, dan mengakhiri kariernya di Harvard dimana dia mendapat gelar professor emeritus. Pada 1997 Estes dianugerahi Medal of Science, yang merupakan pengharagaan tertinggi yang diberikan oleh Nation Science Foundation.

Generalisasi
            Generalisasi dari situasi belajar awal ke situasi belajar lainnya dapat dengan mudah dijelaskan dengan teori sampling stimulus. Estes mengunakan pendapat soal transfer yang sama dengan pendapat Thorndike dan Guthrie. Yakni, transrfer terjadi pada dua situasi memiliki elemen stimulus yang sama.

Pelenyapan
            Estes menjelaskan problem pelenyapan dengan cara yang pada dasarnya sama dengan dilakukan Guthrie. Karena dalam pelenyapan satu percobaan biasanya diakhiri setelah subjek melakukan sesuatu selain A1, elemen stimulus yang sebelumnya dikondisikan ke A1, pelan-pelan akan kembali lagi ke A2.

Pemulihan Spontan
            Seperti yang dikemukakan di Bab 7, pemulihan spontan adalah munculnya kembali respoyang dikondisikan setelah respon itu mengalami pelenyapan.

Pencocokan Prohabilitas
            Selama bertahum-tahun para behavioris dibingungkan oleh teka teki fenomena probability matching (pencocokan prohabilitas). Eksperimen pecocokan prohabilitas tradisional adalah menggunakan sinyal cahaya yang diikuti dengan satu atau dua cahaya lain.

MODEL BELAJAR MARKOV MENURUT ESTES
            Semua teori belajar statistical bersifat probabilistic yakni, variable bebas yang mereka studi adalah prohabilitas respon. Teori sampling stimulus Estes menerima sudut pandang incremental (gradual) maupun all-or-none tentang proses belajar. Anda ingat bahwa hanya sebagian kecil dari jumlah total elemen stimulus yang ada selama satu eksperimen akan dijadikan sampel pada satu percobaan tertentu. Elemen yang dijadikan sampel ini dikondisikan secara all-or-none ke respon apa saja yang menghentikan percobaaan itu. Akan tetapi, karena hanya sebagian kecil dari proporsi elemen yang dikondisikan pada satu percobaan tertentu, proses belajar berlangsung sedikit demi sedikit, dan karenanya tercipta kurva akselerasi belajar negative.

ESTES DAN PSIKOLOGI KOGNITIF
            Meskipun Estes seorang teoritisi kontiguitas, namun di tahun-tahun belakangan ini dia lebih menekankan pada mekanisme kognitif dalam analisanya terhadap belajar. Menurut Estes interaksi proses kognitif yang komplek dengan stimulasi sensoris inilah yang akan menentukan respon terhadap situasi.

Model Array Kognitif : Klasifikasi dan Kategorisasi
            Estes memandang teori sampling stimulus (SST) sebagai perluasan matematis dari teori transfer elemen identik dengan Thorndike. Ada perbedaan tradisional antara SST dan model array uamh patut dikemukakan. Fokus SST adalah stimulus respon yang dibentuk di masa lalu dan pada cara asosiasi ini diakumulasikan. Fokus model array adalah pada klasifikasi kejadian yang ditemui di masa sekarang atau yang akan ditemui di masa depan.

BELAJAR UNTUK BELAJAR
            Kontroversi mengenai pendapat belajar incremental versus all-or-none (terkadang disebut continuity-noncontinuity controversy) masih ada kemungkinan akan terus berlangsung sampai beberapa waktu ke depan. Sesungguhnya, secara logika, teori belajar incremental juga dapat direduksi menjadi teori all-or-none. Apa sebenarnya diperbedakan oleh para teoritisi adalah soal besarnya materi yang dipelajari pada percobaan tertentu. Dengan menggunakan perangkat Wisconsin General Test, Harlow (1949) menghadapkan monyet dengan 344 problem dikriminasi termasuk 32 problem praktis. Pada setiap problem, monyet disuruh mengambil satu dari dua objek yang memiliki penguatan yang diletakkan dibawah objek itu. Masing-masing dari 344 problem menggunakan perangkat objek yang berbeda-beda. Temuan Harlow adalah semakin banyak problem dikriminasi yang berhasil dipecahkan monyet, semakin pintar merekan dalam memcahkannya. Tampak bahwa hewan itu learning to learn (belajar untuk belajar), atau membentuk apa yang oleh Harlow disebut learning set. Teoritisi lain yang menerima interprestasi incremental lamban dan all-or-none adalah Donald Hebb. Menurut Hebb, balajar yang terjadi pada awal kehidupan adalah proses incremental, sedangkan belajar pada masa selanjutnya adalah bersifat kognitif, mendalam dan all-or-none.

STATUS TERKINI MODEL MATEMATIKA UNTUK BELAJAR
            Walaupun kita telah meminimalkan kajian matematis dalam pembahasan kita tentang Estes di bab ini, pendekatan Estes sesungguhnya sering disebut sebagai model matematika untuk belajar sebab dia berusaha menunjukkan bagaimana proses belajar dapat dideskripsikan dalam term rumus matematika. Model matematika memang belum mengalami sintetis yang berarti namun ia menjadi ciri dari pendekatan baru untuk bidang ini., kita akan membahas jenis model matematika lain dalam bahasan belaar dengan jaringan neural, di Bab 14.

 
Bab 12
Edward Chace Tolman

RINGKASAN
T
olman (1886-1959) lahir di  Newton, Massachusetts, dan meraih gelar B. S. dari Massachusetts Institute of Technology di bidang elektrokimia pada 1911. Tolman menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai tokoh pembangkang. Dia menentang perang saat perang sedang populer dan dia menentang behaviorisme Watsonian ketika behavorisme itu menjadi aliran psikologi yang terpopuler. Tolaman menganggap bahwa karena bersifat elementistikini kaum behavoris mengabaikan hal-hal yang pokok dan lebih memerhatikan hal yang tidak pokok. Dia percaya bahwa adalah mungkin untuk bersikap objekif saat mempelajari perilaku molar. Berbeda dengan behavoris, Tolman memilih perilaku molar secara sistematis.

PERILAKU MOLAR
Karakteristik utama molar belajar adalah perilaku itu purposif (memiliki tujuan), yakni ia selalu diarahkan untuk suatu tujuan.

BEHAVIORISME PURPOSIF
Teori Tolman disebut sebagai purposive behavorism (behavorisme purposif) sebab ia berusaha menjelaskan perilaku yang diarahkan untuk mendapatkan tujuan. Menurut Tolman, purposive digunakan                                                                                                  untuk mendeskripsikan perilaku,
sebagaimana kata lambat, cepat, benar, salah, atau belok kanan bisa di pakai untuk menjelaskan perilaku.

KONSEP TEORITIS UTAMA
 Tolman memperkenalkan penggunaan variabel intervening (penyela) kedalam riset psikologi dan Hull meminjam ide ini dari Tolman. Hull dan Tolman menggunakan cara intervening dengan cara yang sama. Kemudian Tolman mempelajari teori Gestalt yang mengatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses menemukan hal-hal tertentu dalam lingkungan. Ada banyak kemiripan antara prinsip usaha terkecil Tolman dengan gagasan Hull tentang hierarki rumpun kebiasaan. Senada dengan Guthrie, Tolman menganggap konsep penguatan tidak penting sebagai variabel belajar, tetapi ada kemiripan antara apa yang dinamakan Tolman sebagai konfirmasi dengan apa yang oleh behavioris dinamakan penguatan. Tolman mencatat karakteristik seekor tikus dalam jalur teka-teki yang digunakannya untuk mendukung interpretasi kognitif terhadap belajar. Menurut Tolman, Kita tahu banyak hal tentang lingkungan kita namun hanya bertindak berdasarkan informasi ketika kita membutuhkannya.

Belajar Laten
Latent learning(belajar laten) adalah belajar yang tidak diterjemahkan kedalam performa atau kinerja. Konsep belajar laten sangat penting untuk Tolman, dan dia menganggap dirinya telah berhasil menunjukkan eksistensinya. Teoretisi penguatan Pavlov, Hull dan Skinner memandang pelenyapan sebagai sebuah proses aktif. Menurut Tolman, belajar terjadi melalui observasi dan bebas dari penguatan.. Apa yang dipelajari hewan adalah mengharapkan penguatan jika respons tertentu diberikan karena ekspektasi inilah yang dikonfiemasi selama fasea akusisi eksperimen belajar.

Belajar Ruang Versus Belajar Respon
 Tolman berpendapat bahwa hewan belajar di mana sesuatu itu berada, sedangkan teori S-R berpendapat bahwa  hewan mempelajari respon spesifik dan stimuli spesifik. Menurut Tolman, ketika kita belajar, kita mengetahui "tempat sesuatu." Kita belajar memperkirakan kejadian tertentu akan muncul mengikuti kejadian lainnya.

ASPEK FORMAL TEORI TOLMAN
Sebagai contoh teorisasi Tolman (1938) yang lebih abstrak. Tolman berpendapat bahwa rasio perilaku ditentukan  oleh pengalaman kolektif yang berasal dari tindakan berbelok ke setiap arah saat di titik pilihan dalam beberapa kali percobaan.
  
Variabel Lingkungan, Perbedaan Individual dan Intervening
Tolman mempunyai beberapa variabel, diantaranya : variabel lingkungan, variabel perbedaan individual dan variabel intervening. Semua variabel ini adalah sebuah unsur yang diciptakan oleh teoritisi untuk membantu menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Tolman membuat varibel intervening selaras dengan variabel bebasnya. dalam masing-masing kasus, variabel intervening secara sistematis dihubungkan dengan variabel bebas dan terikat. Kini kita dapat melihat kesamaan antara Tolman dan Hull dengan menggunakan variabel intervening.

FORMALISASI MACCORQUODALE DAN MEEHL ATAS TEORI TOLMAN
           MacCorquodale dan Meehl (1953) berusaha melakukan formalisasi teori Tolman seperti ynag dilakukan Voeks terhadap teori Guthire. Mereka berusaha untuk membuat istilah Tolman menjadi lebih persis dan konsepnya lebih mudah diuji.

ENAM JENIS BELAJAR
Dalam artikel "There Is More Than One Kind of Learning," Tolman (1949) mengusulkan enam jenis belajar. Jenis-jenis tersebut adalah Cathexes, Keyakinan Ekuivalensi, Ekspetasi Medan, Mode Medan-Kognisi, Diskriminasi dan Dorongan Pola Motor.

Sikap Tolman Terhadap Teorinya Sendiri
Tolman menyajikan versi final dari teorinya dalam Psychology: A Study of a Science, yang diedit oleh Sigmund Koch, tahun 1959 dimana pada tahun itu Tolman meninggal dunia.

PENDAPAT TOLMAN TENTANG PENDIDIKAN
Tolman juga memberikan pendapat tentang pendidikan, yaitu menurutnya murid perlu melakukan tes hipotesis dalam situasi dalam situasi problem. Tolman  juga menekankan pentingnya pemikiran dan pemahaman. Tolman mungkin banyak mengalami kekalahan dalam pertempurannya dengan behavioris S-R, namun dengan penekanan psikologi dewasa ini pada studi proses kognitif, teorinya mungkin pada akhirnya yang akan memenangkan peperangan ini.



Bab 16
Penutup

RINGKASAN
D
i bab 1 ini dijelaskan usaha untuk mendefinisikan proses belajar dan membedakannya dari proses lain seperti habituasi, sensitisasi dan insting. Di bab2 dijelaskan karakteristik sains sebagaimana diaplikasikan pada studi proses belajar. di bab 3 dan bab lainnya dijelaskan tentang teori-teori menurut para psikolog.

TREN TERBARU DALAM TEORI BELAJAR
Setidaknya ada empat pendekatan studi belajar, yatitu pertama, teori belajar saat ini lebih sederhana cakupannya. Kedua, ada penekanan pada neurofisiologi belajar. Ketiga, proses kognitif seperti pembentukan konsep, dan pemecahan masalah kembali menjadi topik studi yang populer. Keempat peningkatan terhadap aplikasi prinsip belajar untuk solusi problem praktis.

BEBERAPA PERTANYAAN TENTANG BELAJAR YANG BELUM TERJAWAB
Bagaimana Belajar Bervariasi sebagai Fungsi Pendewasaan ?  
Banyak peneliti menemukan bahwa belajar yang terjadi pada satu tahap pendewasaan tidak sama dengan yang terjadi pada tahap pendewasaan yang lainnya.

Apakah Belajar Bergantung pada Penguatan ?
Banyak teoritisi belajar mengatakan bahwa belajar tergantung pada penguatan, namun opini mereka bervariasi soal sifat penguatan itu.

Bagaimana Belajar Bervariasi sebagai Fungsi Spesies ?
Bitterman mengamati bahwa beberapa spesies hewan tidak dapat belajar hal-hal yang dapat dipelajari spesies lain.

Dapatkah  Beberapa Asosiasi Dipelajari dengan Lebih Mudah Ketimbang Lainnya ?
Kesiapan bukan hanya berlaku berlaku untuk proses belajar yang berbeda pada beragam spesies. Jadi kontinum kesiapan adalah variabel antarspesies dan intraspesies. Para psikolog melakukan observasi dan menyimpulkan bahwa tendensi respons bawaan organisme mungkin membatasi sejauh mana perilaku dapat dimodifikasi melaui proses belajar.

Bagaimana Semua Pertanyaan Diatas Berhubungan dengan Tipe Belajar ?
Istilah interaksi adalah salah satu istilah paling penting dalam sains. Dengan asumsi bahwa ada lebih dari satu jenis belajar, adalah bahwa motivasi itu penting untuk satu belajar tetapi tidak untuk jenis belajar lain. Jelas, bahwa proses mediasional (mediational) adalah sangat penting untuk formasi konsep dan pemecahan problem dan juga mungkin tidak penting untuk pengkondisian klasik atau operan. Pengkondisian klasik, dapat bergantung pada adanya stimulus yang tak dikondisikan.  Untuk semua proses belajar tidak akan pernah ada finalnya dan untuk mahasiswa harus mempunyai petunjuk mengenai pendekatan yang sudah ada untuk   mempelajari proses belajar. Hal inilah juga yang dilakukan oleh para psikolog.

BELUM ADA JAWABAN FINAL TENTANG PROSES BELAJAR
Dalam menentukan perilaku manusia, tidak ada proses yang lebih penting ketimbang belajar dan upaya yang paling penting yang harus dilakukan seseorang adalah membantu mengungungkapkan misteri di balik proses belajar itu.