Teknologi Pembelajaran
TEORI DAN PRAKTEK DALAM DESAIN, PENGEMBANGAN, PEMANFAATAN, PENGELOLAAN
SERTA EVALUASI PROSES DAN SUMBER UNTUK BELAJAR. (SHEEL & RICHEY, 1994)
Pengembangan Sistem
Pembelajaran Model Dick, Carey, dan Carey
Dick, Carey, dan Carey (2001) memandang
desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah
proses yang sitematis. Pada kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah
dinyatakan sebagai model pendekaan sistem. Dipertegas oleh Dick, Carey, dan
Carey (2001) bahwa pendekatan sistem selalu mengacu kepada tahapan umum sistem
pengembangan pembelajaran (Instructional Systems Development /ISD). Jika
berbicara masalah desain maka masuk ke dalam proses, dan jika menggunakan
istilah instructional design (ID) mengacu kepada instructional system
development (ISD) yaitu tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi,
dan evaluasi. Instructional desain inilah payung bidang (Dick, Carey, dan
Carey, 2001).
Komponen model Dick, Carey, dan Carey meliputi; pembelajar, pebelajar, materi, dan
lingkungan. Demikian pula dilingkungan pendidikan non formal
meliputi; warga belajar (pebelajar), tutor (pembelajar), materi, dan
lingkungan pembelajaran (Ditjen
PMPTK PNF, 2006). Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Bila melihat komponen bekerja dengan memuaskan
atau tidak maka perlu mengembangkan format evaluasi (Dick, Carey, dan Carey,
2001). Jika dari hasil evaluasi menunjukkan unjuk kerja pebelajar tidak
memuaskan maka komponen tersebut direvisi untuk mencapai kriteria efektif dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Komponen model Dick, Carey, dan Carey dipengaruhi
oleh Condition of Learning hasil penelitian Robert Gagne yang
dipublikasikan pertama kali pada tahun 1965. Condition of learning ini
berdasarkan asumsi psikologi behavioral, psikologi cognitive, dan
konstruktivisme yang diterapkan secara eklektic (Dick, Carey, dan Carey, 2001).
Tiga proyek utama yang dihasilkan oleh Gagne (Bostock, 1996) yaitu 1) instructional events, 2) types of learning outcomes, 3) internal conditionsand external conditions. Ketiganya
merupakan masukan yang penting dalam memulai kegiatan desain pembelajaran.
Komponen dan tahapan model Dick, Carey, dan Carey
lebih kompleks jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain seperti
Morrison, Ross, & Kemp (2001). Walaupun model Morrison, Ross, & Kemp
juga memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem, tetapi sedikit berbeda.
Mereka menyebutkan desain pembelajaran sebagai metode yang sistematis tetapi bukan pendekatan sitematis.
Tahapan yang diguanakan yaitu perencanaan,
pengembangan, evaluasi, dan management proses. Sedangkan komponen dasar
sistem meliputi learners,
objectives, methods, danevaluation yang selanjutnya dikembangkan menjadi
9 (sembilan) rencana desain pembelajaran.
Pada umumnya, tahap
pertama dalam desain pembelajaran adalah analisis untuk mengetahui kebutuhan
dalam pembelajaran, dan mengidentifikasi masalah-masalah apa yang akan
dipecahkan. Model Dick, Carey, dan Carey menerapkan tahapan ini, dengan
demikian pengembangan yang dilakukan berbasis kebutuhan dan pemecahan masalah.
Produk yang direkomendasikan dalam model ini yaitu sebuah produk yang dapat
digunakan untuk belajar
mandiri (Nasution, 1995;
Dick, Carey, dan Carey, 2001; Heinich, Molenda, Russel, & Smadino, 2002).
Model ini juga memungkinkan warga belajar menjadi aktif berinteraksi karena
menetapkan strategi dan tipe pembelajaran yang berbasis lingkungan. Dengan
bentuk pembelajaran yang berbasis lingkungan, yang disesuaikan dengan konteks
dan setting lingkungan sekitar atau disebut juga sebagai situational approach oleh Canale & Swain (1980)
memungkinkan pebelajar bahasa (sebagaimana dinyatkan oleh Sadtono, 1987) dapat
mengoptimalkan kompetensi komunikatif.
Seperti yang
diuraikan sebelumnya, tahapan model pengembangan sistem pembelajaran
(Instructional Systems Develovment / ISD) Dick, Carey, dan Carey (2001) terdiri
dari 10 tahapan. Tahapan tersebut dapat dicermati sebagaimana dalam gambar 2.2.
Khusus tahapan ke 10 tidak dimasukkan dalam gambar, karena itu landasan teori
penelitian ini dikembangkan berdasarkan 9 tahapan. Berikut dijelaskan
tahapan pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey, and Carey:
1. Analisis kebutuhan untuk
menentukan tujuan,
Analisis
kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang
dilakukan untuk menentukan apa yang anda inginkan setelah warga belajar
melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian
tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan, dari
kesulitan-kesulitan warga belajar dalam praktek pembelajaran, dari analisis
yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dalam bidang, atau beberapa
keperluan untuk pembelajaran yang aktual.
2. Melakukan analisis
Pembelajaran,
Setelah
mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah
menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis tujuan
pembelajaran adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry behavior
(perilaku awal/masukan) yang diperlukan oleh warga belajar untuk memulai
pembelajaran.
3. Menganalisis warga belajar
dan lingkungannya,
Analisis
pararel terhadap warga belajar dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks
apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-keterampilan
warga belajar yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan
berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan
tempat keterampilan diterapkan. Langkah ini adalah langkah awal yang penting
dalam strategi pembelajaran.
4. Merumuskan tujuan khusus,
Menuliskan tujuan unjuk kerja (tujuan
pembelajaran). Berdasarkan analisis tujuan pembelajaran dan pernyataan tentang
perilaku awal, catatlah pernyataan khusus tentang apa yang dapat dilakukan oleh
warga belajar setelah mereka menerima pembelajaran. Pernyataan-pernyataan
tersebut diperoleh dari analisis pembelajaran. Analisis pembelajaran
dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang dipelajari,
kondisi pencapaian unjuk kerja, dan kriteria pencapaian unjuk kerja.
5. Mengembangkan instrumen
penilaian,
Berdasarkan
tujuan pembelajaran yang tertulis, kembangkan produk evaluasi untuk mengukur
kemampuan warga belajar melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada
pada hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran dengan untuk
apa melakukan penilaian.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran,
Strategi
pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian
informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan
(testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya. Strategi pembelajaran
berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media pembelajaran yang
digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik warga belajar yang menerima
pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk memilih materi
strategi pembelajaran yang interaktif.
7. Mengembangkan materi
pembelajaran,
Mengembangkan
dan memilih materi pembelajaran, produk pengembangan ini meliputi petunjuk
untuk warga belajar, materi pembelajaran, dan soal-soal. Materi pembelajaran
meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP,
videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh.
Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi
yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang.
8. Merancang &
Mengembangkan Eva Formatif,
Dalam
merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang dihasilkan adalah instrumen
atau angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data-data yang
diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran
ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan
(one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field
evaluation).
9. Merevisi Pembelajaran,
Data yang diperoleh dari evaluasi formative
dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi
warga belajar dalam mencapai tujuan. Bukan hanya untuk ini, singkatnya hasil
evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif.
10. Mengembangkan evaluasi
sumatif.
Di
antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di atas, tahapan ke-10 (sepuluh)
tidak dijalankan. Evaluasi
sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick & Carey, (2001)
sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar